Antisipasi Jalur Malaka, Indonesia Tawarkan ALKI 2 ke Yunani

Jalur Malaka
Courtesy CNBC

ALKI 2 yang Melalui Lombok, Kalimantan dan Sulawesi untuk Mengantisipasi Padatnya Jalur Malaka

KERJA sama Indonesia-Yunani di bidang maritim, pariwisata dan keamanan laut kian terbuka lebar.  Peluang itu terungkap dalam makan malam antara Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dengan para pejabat, pengusaha sektor maritim dan ekonomi Yunani.

”Yunani dikenal sebagai negara dengan bisnis maritim dan perkapalan yang handle.  Dan Indonesia bisa bekerja sama dan belajar dari Yunani,” ujar Rizal Ramli dalam sambutan, Minggu (5/6).

Salah satu peluang yang dijajaki adalah kerja sama di bidang keamanan laut. Kerja sama di bidang keamanan laut menjadi penting, mengingat lebih dari dua pertiga wilayah Indonesia terdiri atas lautan. Kerja sama ini bukan hanya menyangkut sisi keamanan dan kedaulatan, tapi juga dari sisi ekonomi.

”Tiap tahun ikan kita dicuri. Kerugiannya sekitar US$20 miliar per tahun. Kita sudah ambil sejumlah langkah untuk menghentikan hal ini,” kata Rizal.

Rizal juga menambahkan tentang peluang Indonesia untuk belajar dari penjaga pantai Yunani yang sudah sangat terkenal sebagai salah satu yg terbaik di dunia. ”Kita bisa belajar tentang pengembangan kapasitas sumber daya manusia,  teknologi keamanan laut, saling tukar informasi, dan lainnya,” ucap Rizal.

Pembicaraan juga berkisar pada kerjasama pariwisata, terutama di sektor maritim. Di bawah koordinasi Rizal Ramli, Indonesia  memang telah banyak melakukan terobosan, khususnya di bidang perizinan kapal cruise dan yacht. Namun tetap masih ada banyak yang bisa dipelajari dari Yunani yang  pariwasatanya menjadi salah satu sumber utama penerimaan negara.

Makan malam yang berlangsung dengan ramah dan hangat tersebut diisi dengan dialog konstruktif. Sejumlah pejabat dan pelaku ekonomi yang hadir antara lain Inspektur Jenderal  Hellenic Coast Guard Admiral Antonius Vidalis, Prof Costa’s Moutzaouris dari National Technology Univeristy of Athens, Eval Marine Centre Georgius Fratzezos dan Petros Diplas editor majalah Shipping Finance.

Indonesia  menawarkan alur laut kepulauan Indonesia (ALKI) 2 yang melalui Lombok Kalimantan dan Sulawesi kepada Yunani.

Tawaran disampaikan untuk mengantisipasi jalur Malaka, yang diperkirakan akan padat di 20 tahun ke depan dan berpotensi rawan kecelakaan.

”Saat ini sekitar 40% alur kapal internasional melintasi selat malaka. Kami prediksi 20 tahun ke depan jalur malaka akan tidak lagi sustain. Oleh karena itu, kami tawarkan jalur Lombok kalimantan dan Sulawesi sebagai alternatif yang menarik dan aman,” ujar Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli saat bertemu dengan Menteri Perkapalan dan Kebijakan kepulauan, Thodoris Ditsas, di Athena-Yunani, Senin (6/6).

Tawaran kepada Yunani ini penting, karena negara tesebut menguasai 30% Armada kapal Dunia. Mereka menguasai hampir semua jenis kapal, baik tanker  minyak, kapal pengangkut gas, kontainer, maupun kapal penumpang.

Menurut Menko Rizal Ramli, guna mengembangkan ALKI 2, pemerintah Indonesia telah berkomitmen membangun dua pelabuhan besar di Lombok-Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi. Dalam kaitan itu, Indonesia mengundang pengusaha Yunani untuk berinvestasi di kedua pelabuhan tersebut.

Dritsas menyambut baik tawaran Menko Rizal Ramli. Bahkan dia mengaku, sebelumnya tidak pernah bepikir akan hal itu. Yunani, menurut Dritsas,  selama ini memang banyak menggunakan jalur malaka bagi kapal-kapalnya. Dengan adanya tawaran ALKI 2 sebagai jalur alternatif, maka akan sangat membantu Yunani yang dikenal sebagai raja dalam bisnis perkapalan.

”Tawaran ini sangat menarik. Saya akan pelajari lebih lanjut, termasuk akan membicarakannya dengan para stakeholders lain, khususnya para pelaku bisnis perkapalan di Yunani,” kata Dritsas. (aan)