Bersama BNI Syariah, Bayar Wakaf Tunai Jadi Lebih Mudah

BNI Syariah
Direktur Utama BNI Syariah Imam T. Saptono (tengah) seusai melakukan penandatanganan kerja sama Wakaf Hasanah bersama lima lembaga penyalur zakat di Jakarta, Senin (14/11). (Foto: IST)

Release Insider | SEBUAH terobosan baru dilakukan BNI Syariah. Untuk membantu masyarakat membayar wakaf secara tunai, BNI Syariah bekerja sama dengan lima lembaga penyalur zakat di Jakarta.

Menurut Direktur Utama BNI Syariah Imam T. Saptono, melalui kerja sama Wakaf Hasanah ini, pihaknya menggandeng Dompet Dhuafa Republika, Al-Azhar Peduli Umat, Yayasan Global Wakaf, Yayasan Rumah Zakat, dan Badan Wakaf Indonesia.

’’Sehingga setiap orang akan lebih mudah berlomba-lomba mencari pahala,” ucap Imam usai melakukan penandatangan kerja sama tersebut di Jakarta, Senin (14/11).

Imam menjelaskan Wakaf Hasanah ini merupakan program dalam rangka pemasaran bersama mengenai kemudahan berwakaf dengan melakukan setoran dana tunai.

’’Media yang digunakan adalah Website Wakaf Hasanah, yang menampilkan informasi mengenai beberapa katalog project program produktif yang akan mendapatkan pendanaan berasal dari dana wakaf masyarakat atau wakif,” tuturnya.

Penandatanganan ini dihadiri oleh CEO Yayasan Rumah Zakat Indonesia Heri Hermawan, Ketua Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Ismail A. Said, Direktur Utama Al Azhar Peduli Umat Muhammad Rofiq Lubis, dan Presiden Yayasan Global Wakaf N. Imam Akbari.

Pencapaian kinerja

Dalam kesempatan yang sama, Imam mengungkapkan bahwa dalam triwulan ketiga 2016, BNI Syariah berhasil meraih pencapaian kinerja yang cukup baik. Meski pertumbuhan ekonomi masih belum menunjukan perbaikan yang signifikan, namun BNI Syariah mampu meningkatkan laba bersih 37,42 persen dibanding tahun lalu, menjadi Rp215,23 miliar.

’’Pertumbuhan laba ini, disokong oleh ekspansi pembiayaan yang terjaga kualitasnya. Di sisi lainnya, komposisi rasio dana murah serta efisiensi operasional juga terus membaik,” kata Imam.

Selain itu, tambah Imam, pertumbuhan aset juga naik 17,88 persen menjadi Rp26,82 triliun, didorong oleh pertumbuhan pembiayaan sebesar 15,09 persen dan dana pihak ketiga sebesar 20,26 persen.

’’Pembiayaan terbesar masih dari sektor konsumer yaitu 53,46 persen, disusul retail produktif/SME sebesar 22,55 persen, komersial sebesar 16,20 persen, pembiayaan mikro sebesar 5,85 persen, dan kartu pembiayaan Hasanah Card 1,93 persen,” ujar Imam.

Imam juga menerangkan, pertumbuhan laba triwulan ketiga ini disumbang dari upaya mempertahankan efisiensi yang dilaksanan di segenap bidang. Hal ini terlihat dari komposisi BOPO yang relatif turun dari 91,60 persen pada September 2015 menjadi 86,28 persen pada September 2016. (aan)