BPPT Berhasil Mengembangkan Implan Tulang Stainless Steel

Implan Tulang Stainless Steel

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melalui Pusat Teknologi Material BPPT telah berhasil mengembangkan implan tulang Stainless Steel 316 L dari bahan lokal. Direktur PTM BPPT, Asep Riswoko, menyebutkan implan tulang stainless steel yang dikembangkan memanfaatkan Ferro-Nickel lokal sebagai bahan baku utama.

Produksi implan tulang SS 316L ini dikembangkan menggandeng mitra lokal menggunakan sumberdaya Ferro-Nickel dari Pomala, Sulawesi Tenggara. Uji produksi massal 500 implan di industri telah dilakukan dan dapat mereduksi harga implan sampai dengan 60% s.d. 70% dibandingkan dengan harga implan tulang stainless steel impor yang setara.

Efisiensi tanpa mengesampingkan kualitas, lanjut Asep adalah upaya yang terus dilaksanakan jajarannya. Upaya penyediaan alat kesehatan berbahan baku lokal ini katanya, dilakukan dengan memberikan nilai tambah (adding value) pada sumber daya lokal sehingga dapat memperkuat industri nasional.

“Hal ini akan mendorong industri dalam negeri untuk memproduksi produk alat kesehatan berbasis bahan baku lokal dengan biaya yang lebih efisien. Setelah memenuhi beberapa persyaratan ijin edar dari instansi terkait, produk yang dihasilkan pun dapat menggantikan produk impor yang selama ini dipakai,” terang Asep.

Sebagai informasi, kebutuhan nasional alat kesehatan (alkes) implan untuk penyelenggaraan jaminan kesehatan sangat tinggi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas serta meningkatnya usia harapan hidup manusia Indonesia membutuhkan implan karena kerusakan tulang.

Berdasarkan data Kemenkes tahun 2012, belanja total alat kesehatan (alkes) RI mencapai ± Rp. 7 Triliun, dimana kontribusi dari industri manufaktur lokal alkes hanya sekitar 4% dari total anggaran belanja alkes. Praktis mayoritas belanja alkes (± Rp. 6.74 T) berasal dari impor. Potensi pasar Alkes di Indonesia ini cukup besar mencapai 6,0% dari PDB.

Contoh produksi implan yang dikembangkan telah memenuhi persyaratan material medis kedokteran orthopaedi dan kekuatan mekanik bahan implan sesuai standard internasional (ASTM F 138 / ISO 5832-1 dan ASTM A 276).

Hasil inovasi ini pun terang Asep dapat dijadikan produk implan generik nasional yang efektif untuk pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat meningkatkan kemandirian bangsa dan substitusi impor alkes implan tulang stainless steel.

“Banyak manfaatnya!! Berbasis sumber daya material lokal, adding value oleh industri dalam negeri, sehingga menyerap tenaga kerja lokal. Tentu hal ini diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi,” pungkasnya.