Ketika Sampah Plastik Mewujud Karya Seni

Sampah Plastik
Sejumlah benda seni yang dihasilkan melalui daur ulang sampah plastik, dipamerkan dalam ARTUP Festival 2016 di Bandung pada 28-30 Oktober 2016. (Foto: Release Insider/IST)

Release Insider| Bandung: SAMPAH plastik yang bagi sebagian besar orang tak bermakna, ternyata mampu menjelma menjadi karya inovatif. Dari situ, kreasi pun bergulir. Menghasilkan sejumlah benda seni bernilai tinggi.

Begitulah ungkapan yang pantas ditujukan untuk ARTUP Festival 2016 yang digelar di Cikapundung Riversport, Kota Bandung. Kegiatan hasil kolaborasi antara WEENU, organisasi asal Korea Selatan, dan LOOKATS Project, event organizer kreatif, tersebut berlangsung selama tiga hari, yakni mulai 28-30 Oktober 2016 kemarin.

’’Sulap Sampah Jadi Karya’’ merupakan slogan yang diusung festival peduli lingkungan ini. Beberapa kegiatan ikut memeriahkan festival tersebut. Di antaranya art installation, upcycling competition, workshop, seminar, dan music performance.

Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah menemukan bahwa satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Hmmm, bayangkan jika jumlah itu dikalikan dengan total populasi yang ada. Sungguh mencengangkan, bukan?

MNC Play cabang Bandung memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan tersebut. Perusahaan penyedia jasa layanan internet ini melihat bahwa banyak sekali peluang yang bisa dihasilkan dari sampah-sampah plastik.

Seperti yang diungkapkan F. Edwin Sukisman, branch head MNC Play Bandung. Jika masyarakat sadar akan peluang tersebut, kata Edwin, tentunya sampah akan menjadi berkah.

’’Layanan internet dengan kecepatan tinggi milik MNC Play bisa dimanfaatkan oleh tangan-tangan kreatif untuk dapat mengelola sampah menjadi benda seni bernilai tinggi. Mereka dapat menggunakan internet untuk melakukan riset, mencari inspirasi, sampai dengan menciptakan produk baru,” tuturnya.

Kembali ke festival. Kegiataan bertajuk ’’Waste Meets Art: From Problem to Solution’’ ini tidak hanya melakukan daur ulang (recycle) sampah plastik. Di sini, produk daur ulang dari sampah plastik diberikan penambahan nilai (upcycling) dengan sentuhan seni dan kreativitas.

Rangkaian acara pertama, panita menggelar ”Upcycling Competition”. Ini adalah kompetisi instalasi seni berhadiah Rp15.000.000 untuk juara pertama, dan Rp5.000.000 untuk juara kedua.

Peserta yang mengikuti kompetisi ini berasal dari ITB, ITENAS, SEMI PALAR, dan UNPAR yang sudah dikurasi sebelumnya. Beberapa seniman asal Bandung, di antaranya Henryette Louise, Evan Driyananda, dan Tisna Sanjaya, juga turut serta menampilkan karya seni mereka.

Kegiatan ini semakin menarik dengan hadirnya sejumlah tenan produk kreatif daur ulang. Tak ketinggalan, tenan kuliner hadir untuk menawarkan beragam cita rasa menu nusantara bagi para peserta dan pengunjung yang hadir.

Tak hanya itu, para pengunjung juga dapat ikut dalam kegiatan recycling experience workshop. Yakni, pembuatan ecobricks dan upcycling oleh komunitas. Di sini, hadir juga Nur Maliyanti, yang dikenal sebagai ’’Ibu Kardus’’.

Selain itu, ada juga even ”Highlight”, yaitu seminar yang digelar di Balai Kota Bandung dengan tema circular economy. Melalui seminar ini, masyarakat dapat memperoleh informasi mengenai manajemen sampah dari sisi pemerintah, swasta, ataupun seniman.

Acara seminar dihadiri Casper Klynge, Duta besar Denmark Indonesia, Hanne Johnsen, Danish Technical Waste Expert, Titie Sadarini, Chairwoman Coca-Cola Foundation Indonesia, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan seniman senior, Ali Robin.

Selain berbagai pameran dan seminar, acara juga dimeriahkan dengan penampilan musik dari The Muslim (Musik Limbah), Littlelute, Lima Petani, Mocacafrio, dan ITB Jazz. (inx)