Release Insider | POTENSI bisnis F&B (Food Beverage) di Indonesia cukup besar. Sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah kelas menengah yang terus bertumbuh, Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan.
Besarnya potensi bisnis F&B di Indonesia yang mendasari para pebisnis Uni Eropa melakukan kunjungan dalam rangka misi perdagangan ke Jakarta, pada 8-9 November 2016. Sebanyak 38 produsen dan asosiasi makanan dan minuman Eropa, bertatap muka dengan para pebisnis F&B Tanah Air.
Dalam kunjungan tersebut, para produsen F&B Indonesia memperoleh wawasan yang sangat berharga mengenai praktik-praktik dan strategi-strategi terbaik dalam hal inovasi, teknologi serta cara mempertahankan kualitas produk. Diharapkan, para pengusaha lokal dapat memanfaatkan potensi bisnis F&B dan meningkatkan daya saing produk mereka di pasar global.
Komisioner Uni Eropa, Phil Hogan, mengatakan, ia bersama rombongan sengaja berkunjung ke Indonesia untuk mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan, khususnya untuk program-program bisnis F&B. Kunjungan ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk membangun jaringan tingkat tinggi serta menawarkan peluang-peluang bisnis baru bagi para pengusaha Uni Eropa dan Indonesia.
’’Dengan berbagai ragam hubungan perdagangan kami di seluruh dunia, perusahaan-perusahaan Eropa dapat berbagi keahlian yang sangat berharga bagi Indonesia,’’ kata Phil Hogan.
Menurut Phil Hogan, Uni Eropa memiliki standar kualitas tertinggi di dunia untuk makanan, termasuk produk-produk daging dan susu berkualitas tinggi, buah dan sayuran yang bermutu tinggi, serta sistem kelas dunia untuk produk-produk Indikasi Geografis (Geographical Indication). Hal ini dijelaskan Phil mengingat ia juga bertanggung jawab untuk mengelola Kebijakan Pertanian Bersama Uni Eropa (European Union’s Common Agricultural Policy), sebuah kebijakan yang berlaku untuk 500 juta warga dari 28 negara anggota Uni Eropa.
Selain untuk menambah wawasan, para pengusaha dan asosiasi di Indonesia juga berhasil memanfaatkan kunjungan misi dagang tersebut sebagai sebuah wadah untuk saling terhubung, berdiskusi mengenai peluang-peluang bisnis dengan asosiasi dan kamar dagang, para pemilik bisnis, organisasi dan koperasi makanan asal Uni Eropa.
Anggota delegasi yang turut dalam misi dagang tersebut antara lain adalah Asosiasi Perdagangan Buah dan Sayur Eropa (European Fruit and Vegetables Trade Association); Asosiasi Perusahaan Susu Eropa (European Dairy Association); NEPLUVI, Asosiasi Industri Pengolahan Unggas Belanda (Association of the Dutch Poultry Processing Industry); Dewan Agrikultur dan Makanan Denmark (Danish Agriculture and Food Council); Fayrefield Food; Delta Foods SA; Pusat Produksi Segar (the Fresh Produce Centre); Hutesa Agroalimentaria SA, Real Companhia Velha; dan Alleanza delle Cooperative Italiane – Settore Agroalimentare (Aliansi Koperasi Makanan Italia).
Delegasi bisnis tersebut juga turut mengambil bagian dalam Dialog Bisnis Uni Eropa-Indonesia (EU-Indonesia Business Dialogue -EIBD). Ini merupakan forum tahunan utama yang mempersatukan pebisnis Eropa dan Indonesia guna membahas cara-cara terbaik untuk memajukan perdagangan dan investasi serta memberikan berbagai rekomendasi kepada para pembuat kebijakan.
Dalam acara EIBD sekaligus jamuan makan malam bisnis khusus, tersebut, makin terkuak bahwa potensi bisnis F&B di Indonesia, khususnya bagi para delegasi dari UE, cukup besar. Acara makan malam ini juga dihadiri oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta, Profesor Sutanto Soehodo.
Pameran SIAL Interfood
Acara utama dari kunjungan delegasi bisnis Uni Eropa tersebut adalah keikutsertaan berbagai perusahaan Uni Eropa dalam pameran SIAL Interfood, yang merupakan jaringan pameran makanan terbesar di dunia dengan pengalaman selama 50 tahun, di mana pada tahun ini diadakan di Jakarta.
Ajang ini juga menghadirkan Paviliun Uni Eropa (EU Pavilion) di mana beberapa perusahaan-perusahaan makanan dan minuman asal Eropa memamerkan produk-produk mereka kepada para pelanggan dan konsumen Indonesia.
Kunjungan delegasi bisnis Uni Eropa ini juga membahas berbagai bidang yang potensial bagi hubungan kerjasama antara kedua belah pihak, termasuk di dalamnya adalah memfasilitasi hubungan bisnis di Indonesia dengan produsen-produen asal Uni Eropa yang turut ambil bagian di pameran SIAL. Peserta delegasi bisnis Uni Eropa juga memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai peraturan pasar dan preferensi konsumen Indonesia.
Pada tahun 2015, perdagangan barang antara Uni Eropa dan Indonesia tercatat senilai €25,3 miliar di mana ekspor Uni Eropa mencapai €10 miliar dan impor Uni Eropa mencapai €15,4 miliar. Uni Eropa dan Indonesia merupakan pasar yang besar yang terdiri dari sekitar 750 juta konsumen.
Indonesia merupakan mitra dagang terbesar kelima di Uni Eropa untuk negara kawasan Asia Tenggara namun hanya menduduki peringkat ke-30 dalam perdagangan Uni Eropa secara global. Ekspor utama Indonesia ke Uni Eropa termasuk produk pertanian, yaitu sebesar €4,3 miliar pada 2015. Produk lain yang diekspor oleh Indonesia adalah mesin dan peralatan, tekstil, alas kaki, plastik dan produk karet.
Indonesia saat ini merupakan pasar terbesar kelima di dunia untuk produk susu non-keju, lebih maju dibandingkan dengan negara tetangganya yang lebih makmur seperti Singapura dan Malaysia.
Kunjungan delegasi bisnis Uni Eropa ke Indonesia merupakan kelanjutan dari suksesnya negosiasi awal pada bulan Juli 2016 mengenai Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (Comprehensive Economic Partnership Agreement/ CEPA). Tujuan dari CEPA adalah untuk memfasilitasi perdagangan bilateral dan investasi dengan menghapus bea masuk dan hambatan non-tarif lainnya untuk perdagangan, jasa dan investasi.
Perjanjian tersebut akan menjadi titik acuan untuk memperdalam dan memperkuat aspek-aspek perdagangan bilateral dan hubungan investasi yang sudah ada antara Uni Eropa dan Indonesia.
Kunjungan delegasi Uni Eropa ini merupakan langkah awal yang sangat baik untuk terciptanya peluang besar di Indonesia yang akan menanti bagi Uni Eropa. Peluang-peluang tersebut antara lain investasi di sektor pembangunan publik maupun swasta serta memperluas perdagangan pada pasar konsumen yang terus berkembang pesat di Indonesia serta peluang-peluang lain untuk menambah serta melengkapi proyek-proyek Uni Eropa yang ada di Indonesia, seperti di sektor pertanian pangan.
Kunjungan misi perdagangan ke Jakarta tersebut, merupakan lanjutan dari kesuksesan dua misi sebelumnya ke negara-negara Asia Tenggara lainnya yakni ke Vietnam (Hanoi dan Ho Chi Minh) dan Singapura. (ncy)