PEMERINTAH Indonesia membatalkan pembangunan pelabuhan Cilamaya, di Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa Barat. Pemerintah akan membangun di wilayah yang lebih timur di provinsi tersebut. Pembangunan mengutamakan keselamatan agar keamanan kapal yang singgah dan produksi migas dari sejumlah anjungan pertamina tidak terganggu.
’’Tadi diputuskan bahwa rencana pelabuhan tetap harus berjalan secepat-cepatnya, tapi agak bergeser di daerah yang aman ke timur yang di depannya tidak banyak anjungan-anjungan dan ‘oil rig’,’’ kata Wakil Presiden Jusuf Kalla’ seusai meninjau Cilamaya di Desa Tanjungjaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat pada Kamis.
’’Pelabuhan butuh keamanan yang kuat, tetapi gas lebih butuh lagi keamanan yang lebih tinggi. Maka menggabungkan dua kebutuhan untuk pelabuhan untuk industri dan masyarakat, tetapi Indonesia juga butuh peningkatan industri gas dan minyak,’’ ujar Kalla.
Wapres mengatakan daerah yang akan dipilih adalah Jawa Barat wilayah timur selain Cilamaya, seperti wilayah Kabupaten Subang atau pun Indramayu yang memiliki kawasan bebas pipa jalur minyak dan gas atau pun anjungan minyak lepas pantai.
’’Pokoknya yang aman di timur yang didepannya tidak ada anjungan minyak lepas pantai, dan yang bisa ada koridor 10Km bebas (dari pipa atau rig), antara Subang atau Indramayu,’’ tutur Kalla.
Sebelumnya, rencana pembangunan Pelabuhan Cilamaya merupakan strategi pemerintah untuk mengurangi beban kinerja Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Kebutuhan investasi pembangunan Pelabuhan Cilamaya ditaksir mencapai Rp34,5 triliun yang merupakan perluasan dari pelabuhan Tanjung Priok yang telah padat dan sulit dikembangkan lagi.
PT Pertamina telah menyampaikan keberatannya atas rencana pembangunan tersebut, karena terdapat sejumlah anjungan lepas pantai dan pipa di wilayah tersebut. [RI]