Regenerasi Kuliner Nusantara, Ikuti Zaman Tanpa Kehilangan Jatidiri

Regenerasi Kuliner Nusantara
Ilustrasi (Foto: IST)

Release Insider | MELAKUKAN regenerasi kuliner Nusantara sangat penting untuk melestarikan budaya Indonesia. Terlebih, di tengah gempuran kuliner internasional yang makin marak ditemui.

Bagaimana caranya melakukan regenerasi kuliner Nusantara? Kuncinya, ikuti perkembangan zaman tanpa kehilangan jatidiri. Inovasi memang perlu, namun tetap harus mengedepankan ciri khasnya.

Untuk membantu upaya regenerasi kuliner Nusantara, PT. Unilever Indonesia Tbk. melalui produk kecap Bango, kembali menggelar Festival Jajanan Bango 2017. Tahun ini, Bango mengajak para pelaku kuliner untuk melakukan upaya pelestarian kuliner nusantara.

Bango terus mendorong semangat dan peranan generasi muda dalam melahirkan berbagai inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, tanpa harus meninggalkan aspek kearifan lokal yang terkandung dalam warisan kuliner nusantara.

Festival Jajanan Bango 2017 diawali dengan pencarian 40 start-up kuliner nusantara dari berbagai wilayah Indonesia. Pada 7 dan 8 Februari 2017 lalu, para start-up ini telah menjalani proses penjurian yang dilakukan oleh tiga pakar di bidang kuliner dan wirausaha. Yakni, Arie Parikesit selaku pengamat dan penggiat komunitas pelestarian kuliner nusantara, Chef Degan Septoadji yang banyak memfokuskan diri pada penyajian hidangan khas nusantara, dan Harjono Sukarno selaku pakar pengembangan ekonomi kreatif.

Baca juga: Virus Kuliner Indonesia Disebar di Prancis

Foods Director PT. Unilever Indonesia Tbk. Hernie Raharja, menuturkan, kuliner nusantara merupakan bagian penting dari budaya bangsa. Beragamnya bahan, bumbu hingga ke cara dan ritual penyajian yang otentik dan unik, menjadikan kuliner indonesia menjadi sangat spesial.

Seperti unsur budaya lainnya, pelestarian warisan kuliner nusantara menjadi sesuatu yang sangat penting dan wajib untuk dikedepankan. Karena itu, melalui berbagai aktivitas, Bango berkomitmen untuk terus menumbuhkan semangat pelestarian warisan kuliner nusantara di seluruh wilayah Indonesia.

’’Bango melihat generasi muda sangat kreatif dalam mengolah dan menyajikan makanan tradisional, serta memiliki berbagai strategi jitu dalam mempublikasikan usaha kuliner nusantara yang mereka geluti. Kami percaya mereka memiliki potensi besar untuk berkembang, dan yang lebih penting lagi, berkontribusi dalam regenerasi kuliner tradisional,” ujar Hernie.

Dari 40 start-up kuliner nusantara, setelah proses penjurian terpilih 20 finalis yang berhak untuk melanjutkan ke tahap pemilihan berikutnya. Menurut Arie Parikesit, dalam penjurian, komponen yang dinilai cukup menyeluruh.

’’Antara lain autentisitas dalam menyajikan makanan tradisional yang mereka jagokan, komitmen terhadap pelestarian warisan kuliner nusantara, semangat untuk mengembangkan usaha mereka, business plan yang baik, kemungkinan untuk mengembangkan usaha di wilayah-wilayah lainnya, penggunaan sarana IT atau digital dalam pengembangan usaha, jaminan kualitas dan keamanan dalam pengolahan makanan, keunikan hidangan, dan lainnya,” tutur Arie.

Sementara, Chef Degan menyatakan kekagumannya terhadap kreativitas generasi muda yang ikut dalam penjurian ini. ’’Saya dipercaya untuk menilai hidangan dari sisi kelezatan, autentisitas, dan juga keamanannya untuk dikonsumsi. Sangat membanggakan bahwa sebagian besar dari para start-up ini masih menjaga keautentikan citarasa hidangan mereka. Modifikasi hidangan yang mereka lakukan cukup unik namun masih menjaga nilai autentisitas, dan kebanyakan justru berkreasi dalam hal penyajiannya sehingga lebih praktis dan mudah diterima oleh generasi yang lebih muda,” katanya.

Komentar senada datang dari Harjono Sukarno yang menilai aspek bisnis yang dijalankan oleh para start-up. Ia menilai, mereka memiliki wawasan serta strategi bisnis yang baik, visi yang jelas, serta sangat paham bagaimana cara memaksimalkan aset untuk membesarkan usaha, termasuk pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi dan publikasi yang kini terbukti makin efektif.

Bagi ke-20 finalis, Bango akan menganugerahi mereka dengan penghargaan Duta Regenerasi Kuliner Nusantara. Hal ini sebagai bentuk apresiasi akan dedikasi mereka dalam melestarikan warisan kuliner nusantara.

Penghargaan ini tentunya akan menjadi sarana promosi yang jitu bagi perkembangan usaha mereka. Selanjutnya, dari 20 finalis yang telah terpilih ini, Bango akan menggelar voting secara nasional di beberapa platform digital Bango, yaitu situs www.bango.co.id dan facebook Bango Warisan Kuliner.

Baca juga: Kulineran Asyik Sambil Membatik

Para pencinta kuliner dapat langsung memilih start-up favorit mereka sehingga akhirnya akan terpilih 10 peserta favorit yang kemudian akan dihadirkan dalam perhelatan Festival Jajanan Bango 2017 pada 6-7 Mei 2017 mendatang di ICE BSD, Tangerang.

Dukungan Bekraf

Upaya regenerasi oleh Bango ini mendapat dukungan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sebagai bentuk kolaborasi pihak pemerintah dan swasta dalam memajukan kuliner nusantara di tingkat nasional maupun dunia. Kolaborasi ini sejalan dengan misi Bekraf yang memberikan perhatian khusus untuk menumbuhkan wirausaha-wirausaha kuliner baru di Indonesia agar kuliner nusantara mampu meningkatkan perekonomian lokal dan menjadi sumber devisa bagi negara.

’’Di masa mendatang, Bango berharap dapat bekerjasama lebih erat lagi dengan Bekraf RI untuk menjangkau lebih banyak pelaku start-up kuliner di berbagai wilayah nusantara dalam upaya memperkaya ilmu yang mereka miliki, membentuk networking, sharing dengan mentor yang berpengalaman di bidang kuliner maupun bisnis, dan memantapkan produk dan model bisnis yang mereka miliki. Semoga serangkaian aktivitas ini akan menularkan semangat pelestarian warisan kuliner nusantara ke lebih banyak lagi generasi muda di seluruh Indonesia,” ujar Hernie. (ncy)