
Release Insider | MEMBANGUN apartemen mewah di pegunungan mungkin suatu hal yang tidak biasa. Sebab, apartemen selalu identik dengan perkotaan sebagai solusi hunian di tengah sempitnya lahan untuk rumah tapak.
Apartemen mewah di pegunungan, bukan hoax lho. Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) yang menjadi pionir dalam membangun hunian vertikal ini.
APLN membangun Vimala View di kawasan Gadog, Puncak, Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kondominium ini berada di ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
Di dalam kompleks kondominium tersebut, pengembang kawakan ini juga membangun 11 klaster hunian tapak Vimala Hills Villa & Resort. Isinya ada 600 villa dan resort, serta hotel bintang 5 Pullman. Wuih, keren kan?
Ide membangun apartemen di pegunungan memang terkesan ’’gila’’ namun sebenarnya sangat brilian. Menggabungkan konsep kondominium dengan resor, kawasan seluas 100 hektare tersebut bisa menjadi destinasi baru untuk pariwisata.
Apalagi, dari Jakarta, kawasan ini mudah dijangkau. Hanya membutuhkan waktu 10 menit dari Tol Ciawi, atau sekitar 30 menit dari Ibu Kota.
Baca juga: Trade Mall, Prospek Bisnis Properti yang Menjanjikan
Menurut General Manager Vimala View Zaldy Wihardja, hidup di kondominium bukan sekadar untuk bertempat tinggal. Lebih dari itu, untuk menikmati kenyamanan gaya hidup, relaksasi, dan refreshment.
’’Konsepnya ini adalah apartemen resort atau kondominium. Makanya dibangun di ketinggian, agar penghuni bisa mendapatkan udara segar alami dan view alam pegunungan yang menyejukkan. Penghuni akan jarang sekali menyalakan AC karena udara di ketinggian 700 meter sudah dingin,” ujar Zaldy Wihardja dalam keterangan tertulis yang diterima Release Insider, Kamis (9/3).
Ia menjelaskan, Kondominium Vimala View menempati area seluas 2 hektare. Terdiri dari dua tower apartemen dengan bangunan jangkung tipe rendah (low rise) setinggi 10 lantai dan 2 lantai basement, serta jembatan penghubung kedua tower.
Kedua tower berisi 500 unit kondominium yang bersebelahan dengan bangunan Hotel Pullman. Fasilitas dan layanan di dalam kondominium dikelola dengan kualitas dan standard manajemen hotel bintang lima Pullman.
Zaldy menerangkan, pihaknya menawarkan unit kondominium tipe studio seluas 44 meter persegi dengan harga mulai dari sekitar Rp1,2 miliar yang merupakan tipe termurah. Tersedia juga tipe dua kamar tidur seluas 55 meter persegi, dan tipe 3 kamar tidur seluas 75 meter persegi.
Apartemen mewah di pegunungan ini benar-benar menawarkan pemandangan hijau alami. Sejauh mata memandang, hanya kesegaran yang didapatkan.
Kondominium ini berlatarkan pegunungan Gede Pangrango, Gunung Salak, dan Gunung Geulis. Kabut tipis akan menghampir setiap pagi dan sore, menciptakan suasana romantis yang sulit ditemukan di lokasi lain di Puncak.
Fasilitasnya? Mutakhir deh. Ada inner court, taman resor dengan kolam koi, area terbuka di puncak tower untuk melihat pemandangan luas, barbeque area, kolam renang eksklusif, pusat kebugaran, taman bermain anak, dan lintasan jogging.
Kondominium ini juga terletak di dalam kawasan terpadu Vimala Hills yang di dalamnya terdapat taman bunga, taman rusa, taman kelinci, hutan tropis, kolam pemancingan, outbound park, camping ground, dan pusat kuliner berkelas.
Baca juga: Hunian Modern Ga Selalu Mahal, Percaya?
Sasar Pasangan Muda
Menurut Zaldy Wihardja, jika segmen pasar Vimala Hills Villa & Resort ditujukan bagi para pasangan mapan yang telah berusia 55 tahun keatas, kondominium Vimala View lebih ditujukan bagi pasangan muda usia 35 – 55 tahun.
’’Kalau untuk tujuan investasi, sangat menguntungkan. Karena selain nilai jual unit kondominium terus naik, harga sewanya terus meningkat. Rata-rata kenaikan nilai jual unit kondominium Vimala View 10 – 15 persen per tahun. Sedang kalau disewakan sekitar Rp3,5 juta – 5 juta per malam. Di hari kerja (weekdays) rata-rata penyewanya corporate di Jakarta yang sedang mengadakan pelatihan atau internal meeting di Puncak,” ujar Zaldy Wihardja.
Seperti kisah sukses Agung Podomoro Land dalam menjual unit-unit apartemennya di perkotaan yang selalu cepat ludes dalam waktu singkat, Zaldy Wihardja juga memperkirakan menjual 500 unit kondominium di pegunungan ini akan segera ludes tidak sampai setahun sejak dibuka akhir tahun lalu.
’’Kini 60 persen sudah terjual,” ujar Zaldy Wihardja. (inx)