Release Insider| Jakarta, Ketua DPR RI Bambang Soesatyo berharap seiring kondusifnya suhu politik disertai dengan peningkatan iklim investasi dan bisnis di Indonesia, semakin banyak pula perusahan yang memperdagangkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sehingga akan lebih banyak investor melakukan kegiatan transaksi saham guna menggairahkan perekonomian nasional.
“Terutama bagi perusahan yang berorientasi ekspor seperti PT Golden Flower,Tbk dengan kode POLU yang hari ini perdana melantai di BEI. Langkah ini bisa memotivasi internal perusahaan untuk meningkatkan kinerja dan melakukan peningkatan kualitas dalam menghadapi persaingan global. Sekaligus meningkatkan optimisme kita bersama bahwa perekonomian Indonesia akan semakin tumbuh dengan luar biasa,” ujar Bamsoet di BEI, Jakarta, Rabu (26/06/19).
Bendahara Umum DPP Partai Golkar periode 2014-2016 ini menambahkan, pencatatan perdana saham POLU yang dilakukan usai proses Pemilu 2019 menandakan bahwa kegiatan ekonomi dan bisnis di Indonesia masih cerah. Investor tidak perlu takut menanamkan modalnya, karena potensi pasar perekonomian Indonesia sangat besar sekali.
“Sudah ada sekitar 670 perusahaan yang melantai di BEI. Menandakan lampu indikator ekonomi Indonesia sangat cerah sekali. Investor tak perlu bimbang, jika terus menunda-nunda pada akhirnya investor jugalah yang rugi. Jangan sampai menyesel di kemudian hari, karena tak mau segera menanamkan modalnya sejak saat ini,” tutur Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini juga menyambut baik rencana PT Golden Flower, Tbk yang akan menawarkan 150 juta saham kepada publik, dengan nilai nominal penawaran Rp 100 per saham. Diperkirakan perusahaan dapat meraih dana segar sebesar Rp 15 miliar.
“Dana yang diperoleh bisa digunakan untuk modal kerja seperti pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya operasional, biaya pemasaran dan lainnya. Pada akhirnya akan membantu kinerja perusahaan menjadi lebih baik lagi,” jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini juga mendorong agar produk PT.Golden Flower, Tbk terus ditingkatkan terutama untuk pasar ekspor. Melihat kinerja ekspor memiliki kontribusi paling besar bagi total pendapatan perusahaan, hal tersebut juga akan menjadi bagian penting dalam membantu negara memperoleh devisa.
“Melihat catatan pada tahun 2018, ekspor perusahaan memiliki kontribusi sebesar Rp 418, 44 miliar dari total pendapatan di tahun 2018 sebesar Rp 438, 45 miliar. Hal serupa juga terjadi pada tahun 2017 dimana ekspor tercatat menyumbang sebesar Rp 412 miliar dari total pendapatan Rp 437,77 miliar. Semoga setelah melantai di BEI, pendapatan yang diperoleh perusahaan dari ekspor bisa melesat. Yang akhirnya juga membantu negara dalam mendapatkan devisa,” pungkas Bamsoet. (*)