Release Insider | PEMEGANG Saham PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) menetapkan Suprajarto sebagai direktur utama (dirut) menggantikan Asmawi Syam. Selain itu, BRI juga membagikan dividen sekitar Rp10,478 triliun.
Keputusan tersebut ditetapkan usai melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2016 (RUPS 2016), di Jakarta, Rabu (15/3).
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso, menyampaikan mengenai pembahasan beberapa agenda lainnya terkait keputusan keuangan. Selain pergantian beberapa pemegang jabatan direksi dan komisaris, RUPS 2016 ini juga mengangkat agenda pengesahan laporan keuangan, persetujuan laporan pengawasan Dewan Komisaris, serta pengesahan laporan tahunan pelaksanaan program kemitraan dan bina lingkungan.
”Di samping itu, dilakukan penyampaian laporan pertanggungjawaban realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum obligasi berkelanjutan, pengesahan pemberian laba untuk dividen dan penggunaan laba bersih, serta penunjukkan akuntan publik,” tuturnya.
Baca juga: Bank Indonesia Berlakukan Sistem Lelang dengan Metode Harga Beragam
Laporan yang disampaikan menunjukkan pergerakan positif BRI di 2016, dengan membukukan total aset perseroan yang meningkat 14,25 persen yoy menjadi Rp1,003 triliun, NPL stabil di 2,13 persen, dan total liabilitas naik 11,96 persen menjadi Rp856,83 triliun.
”Pertumbuhan kredit sebesar 14,17 persen ke Rp663,42 triliun membuat aset meningkat 14,25 persen. Yang mendorong liability adalah DPK yang naik 12,78 persen menjadi Rp754,53 triliun dan komposisi dana murah yang mencapai 59,09 persen,” kata Sunarso.
RUPS juga menyetujui pembayaran dividen dari total laba bersih Rp26,722 triliun dan laba ditahan sebesar Rp15,717 triliun.
”Kita akan melakukan pembayaran dividen setelah CumDate 1 April 2017, mungkin sekitar 13 April 2017 senilai Rp424,82 per lembar. Itu sekitar Rp10,478 triliun,” ungkap Sunarso.
Dividen ini merupakan tertinggi dalam empat tahun terakhir dan pergerakan saham BBRI terlihat positif dengan ditutup di Rp12.150 pada perdagangan 15 Maret 2017.
Baca juga: KPR Mikro Dongkrak Program Sejuta Rumah
Untuk orientasi 2017, Sunarso menyampaikan BRI akan tetap melakukan kehati-hatian dan antisipasi serta melakukan simple restructuring dan reschedulling untuk NPL. Dan BRI akan fokus pada UMKM, Fintech, Industri dan Operasional.
”Untuk sektor aset, kita akan melakukan penguatan modal untuk perusahaan yang sudah ada. Bagi perusahaan yang belum ada akan disiapkan bersamaan dengan persiapan holding,” ucap Sunarso.
Target kredit 2017, menurut Sunarso, ada di 12-14 persen dan perkiraan CAR akan menurun ke 21 persen.
”Walau CAR turun di 21 persen tapi masih tetap mampu untuk menjaga modal untuk tahun 2017 hingga 2019,” kata Sunarso. (aan)