Dompet Dhuafa Genjot Program Mustahik Move to Muzaki

Mustahik
Foto: Dompet Dhuafa

Release Insider | ORGANISASI kemanusiaan Dompet Dhuafa (DD), terus berupaya mewujudkan visi: Mustahik Move to Muzaki. Melalui program Green Horti, Dompet Dhuafa ingin mengubah masyarakat yang biasa menerima zakat menjadi pemberi zakat.

Salah satu daerah yang menjadi incaran program Mustahik Move to Muzaki ini adalah masyarakat di Desa Sindangjaya, Cipanas, Jawa Barat. Menurut Corporate Communication DD, Salman, mengungkapkan, program Mustahik Move to Muzaki ini menyasar lima lingkaran kemiskinan, yaitu ekonomi, kesehatan, pendidikan, budaya, dan agama untuk mengubah perekonomian masyarakat.

”Dana Zakat yang kami kelola, kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan sistem pendampingan. Jadi kami tidak memberikan uang kepada penerima bantuan, tapi memberikan materi, penyuluhan dan pendampingan untuk setiap program yang kami laksanakan,” kata Salman saat Media Gathering bertajuk ”Sejuknya #Zakat360, Hijaunya Ramadhan 1438 H” di Cipanas, Selasa (6/6).

Baca juga: Gerai Sehat Rorotan Bidik Penduduk Miskin Jakarta Utara

Program Mustahik Move to Muzaki ini hanya salah satu dari program DD, yang menurut Public Exposure 2016 berjumlah 1,6 juta penerima manfaat di 31 negara, termasuk Indonesia.

”Di sini, dana zakat yang dikeluarkan adalah Rp2,2 miliar untuk 2 tahun. Di ramadhan tahun ini, kami menggerakkan #zakat360 untuk membuka belenggu kemiskinan melalui lima program,” ucap Salman.

Staf Pendamping DD di Desa Sindangjaya, Hambali atau yang biasa dipanggil Kang Asep oleh masyarakat sekitar, menjelaskan bahwa program yang sudah berjalan satu tahun ini mulai terlihat hasilnya walau belum maksimal.

”Pada awalnya, kita melakukan wawancara pada seluruh petani di daerah ini. Akhirnya kita mendapatkan 30 petani yang kita dampingi dengan program DD. Kita mendampingi petani untuk melakukan budidaya pertanian sehat. Walau saat ini belum mencapai LSO, tapii sudah melaksanakan budidaya sehat,” papar Hambali.

Baca juga: Ketimpangan Sosial di Indonesia Makin Mengkhawatirkan

Bantuan yang diberikan DD dalam bentuk bibit, pupuk, peralatan dan pelatihan serta pemasaran.

”Kita mencari setiap solusi dari masalah yang timbul bersamaan dengan berjalannya proses pendampingan. Untuk pelatihan, kita bekerja sama dengan pihak IPB,” tambah Hambali.

Menginjak 1,5 tahun pelaksanaan program Mustahik Move to Muzaki ini, yang sudah berkurang satu anggotanya menjadi 29 orang, sudah menjadikan 8 petani memiliki omzet Rp2,8 juta per bulan.

”Sudah 8 petani yang mencapai omzet lumayan dan kami masih terus mendampingi untuk 21 petani yang masih ber-income di bawah 8 petani lainnya,” ucap Hambali.

Setelah menjalankan program ini, Hambali mengakui memang ada masalah yang belum ditemukan solusinya.

”Pertama, kendalanya adalah pemasaran yang masih terbatas. Kami baru bisa memasarkan pada buyer yang bisa membayar secara langsung. Mengingat bahwa petani membutuhkan uang tunai. Kita dari DD memang memiliki dana talangan sebagai modal bisnis tapi tetap tidak bisa menutupi semuanya,” ungkap Hambali.

Kendala berikutnya adalah belum tersertifikasinya produk hasil petani yang disebabkan belum terstandarnya produk yang dihasilkan.

”Sehingga, kami sangat berharap dari silaturahmi ini bisa ada masukan bagi kami untuk bidang pemasaran, yang kedepannya akan mendorong komitmen petani untuk menjaga kualitas,” kata Hambali.

Menutup acara media gathering ini, Salman menekankan pentingnya bagi masyarakat memahami berzakat melalui lembaga karena dalam jumlah besar, zakat akan lebih terasa manfaatnya. (aan)