Release Insider | DI tengah pesatnya pertumbuhan industrialiasasi, Indonesia perlu memiliki tenaga ahli kelistrikan tingkat dunia. Hal ini juga dapat mendukung mega proyek listrik sebesar 35.000 MW yang digelontorkan pemerintah.
Menyadari peran penting tenaga ahli kelistrikan yang bertaraf internasional, perusahaan global spesialis di bidang manajemen energi dan automasi Schneider Electric siap mencetak generasi muda Indonesia untuk bekerja di sektor kelistrikan. Dalam hal ini, Schneider Electric bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), dan French Ministry of National Education (MENES).
Kerja sama tersebut diresmikan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) di Jakarta, belum lama ini. Hadir dalam acara tersebut Prof. Dr. Emilienne Baneth-Nouailhetas selaku Atase Kerja sama Pendidikan IFI, Kedutaan Besar Prancis di Jakarta, dan Xavier Denoly selaku Country President Schneider Electric Indonesia.
Baca juga: Schneider Electric Resmikan Pabrik Terbesar di Asia
Salah satu poin utama dari kerja sama ini adalah dana bantuan sebesar €1,5 juta dari Schneider Foundation yang akan disalurkan untuk mengembangkan potensi tenaga ahli kelistrikan di Indonesia. Bantuan ini didasari pada tujuan bersama untuk mengembangkan kurikulum dan sistem pendidikan bertaraf internasional yang menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan industri.
Kerja sama ini sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang pengelolaan energi, di mana di masa depan Indonesia akan sangat membutuhkan tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tingkat dunia di bidang kelistrikan, automasi, dan energi terbarukan.
Xavier Denoly mengungkapkan bahwa Schneider Electric merasa sangat bangga dapat menjadi bagian dari kerja sama strategis tersebut. ’’Kerja sama ini sejalan dengan salah satu program Schneider Electric global yaitu ’Access to Energy’, khususnya dalam hal menyediakan akses pendidikan di bidang kelistrikan, automasi, dan energi terbarukan,’’ tuturnya.
Baca juga: Mencegah Kebakaran Akibat Korsleting
Di tahap awal, Schneider Electric Indonesia bersama Kemendikbud RI akan mendirikan satu Center of Excellence (CoE) yang merupakan pusat pelatihan bagi para guru dari beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berpartisipasi dalam kerja sama ini. Tenaga pengajar di CoE ini terdiri dari tenaga ahli lokal dan tenaga ahli dari Perancis yang ditugaskan oleh Schneider Foundation dan MENES.
Setelahnya, akan dikembangkan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), disusul dengan perbaikan laboratorium di 184 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia secara bertahap selama enam tahun ke depan.
Bersamaan dengan penandatanganan MoU ini, Kemendikbud RI juga menyatakan rencana untuk menerapkan masterplan revitalisasi pendidikan kejuruan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan kerja para siswa berdasarkan permintaan industri, sekaligus membangun platform modern untuk pelatihan kejuruan di bidang elektrikal, automasi, dan energi terbarukan. (ncy)