Release Insider | KEMENPAR (Kementerian Pariwisata) siapkan tiga program prioritas untuk mengejar target 15 juta turis asing pada 2017. Yakni digital tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara.
Hal tersebut ditegaskan Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam jumpa pers akhir tahun di Jakarta, pekan lalu. Menurutnya, ketiga program prioritas tersebut diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan.
’’Digital tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar fokus yang tersebar di 26 negara,’’ kata Arief Yahya.
Program prioritas yang pertama, yakni digital tourism baru-baru ini dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia Tourism Exchange) yang merupakan digital market place platform dalam ekosistem pariwisata atau pasar digital. Di sini, para buyers dan sellers mulai dari travel agent, akomodasi, dan atraksi, dikumpulkan untuk dapat bertransaksi.
’’Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100 persen dan semua industri pariwisata sudah go digital,” ucapnya menambahkan.
Baca juga: Budget Pariwisata Naik Lima Kali Lipat
Lalu, program prioritas kedua, yakni pembangunan homestay sebagai program pembangunan desa wisata, akan dimulai kembali dalam rangka mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas sebagai ’’Bali Baru’’. Antara lain, Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok, NTB), Labuan Bajo (Flores, NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku).
Kemenpar baru-baru ini telah menyelenggarakan sayembara desain homestay dan hasil karya para pemenang sayembara itu akan dijadikan model homestay di 10 destinasi prioritas dan sekaligus dalam upaya mengembalikan arsitektur tradisional di daerah tersebut.
’’Tahun 2017 kami menargetkan membangun 20.000 homestay, tahun 2018 sebanyak 30.000, dan tahun 2019 sebanyak 50.000 unit. Sebagai quick win pada triwulan I/2017 akan dibangun 1.000 homestay di 10 destinasi prioritas dan destinasi lainnya di antaranya Mandalika dan Borobudur masing-masing sebanyak 110 homestay,” tutur Menpar.
Program prioritas yang ketiga adalah pembangunan konektivitas udara. Hal tersebut mengingat sekitar 75 persen kunjungan wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara.
’’Dengan demikian, tersedianya jumlah kursi pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target tahun 2017 hingga 2019 mendatang,’’ ucapnya.
Menpar Arief Yahya mengatakan, ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk menenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016. Sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan empat juta seat.
’’Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan tiga juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat,’’ terang Menpar.
Baca juga: Mahasiswa Bisa Jadi Agen Perubahan Pariwisata Nasional
Sementara itu untuk memenuhi tambahan empat juta seat dalam mendukung target 15 juta wisman pada 2017, Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines–Airport & Air Navigation—Authorities) yang diawali dengan melakukan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing yaitu PT Angkasa Pura I & II, dan AirNav Indonesia.
Kerja sama itu dalam upaya menambah direct flight (penerbangan langsung) berjadwal melalui pembukaan rute baru, extra flight, maupun flight baru dari pasar potensial serta pemberian incentive airport charge, dan pengalokasian prioritas slot di sejumlah bandara internasional di Indonesia, serta promosi bersama dalam mewujudkan partnership action program untuk mendukung target pariwisata 2019.
Hasil Optimal
Dalam kesempatan tersebut, Menpar Arief Yahya menjelaskan, capaian jumlah kunjungan wisman pada Januari hingga Oktober 2016. Secara kumulatif, jumlah kunjungan wisman dalam periode tersebut tumbuh 9,4 persen dibanding tahun lalu, yakni sebanyak 9.403.614 orang dari 8.584.832 wisman pada 2015.
Ia memproyeksikan, hingga akhir Desember 2016, target 12 juta wisman akan terlampaui, dengan estimasi akan tercapai kunjungan wisman pada November sebesar 1,3 juta wisman dan Desember 1,5 juta wisman.
’’Target pada triwulan 4 (Oktober, November, Desember) 2016 sebesar 3,9 juta wisman atau 32,5 persen dari target 2016. Pada Oktober sudah tercapai 1,040 juta wisman atau tumbuh 18,55 persen, sedangkan sisanya 2,86 juta optimistis akan terlampaui karena dalam tiga bulan tersebut adalah saat peak seasons dan menurut data akan terjadi pertumbuhan tinggi hingga dua digit,” kata Menpar Arief Yahya.
Lebih jauh Menpar menjelaskan, secara garis besar kebijakan dalam mengembangkan kepariwisataan selama 2016 sudah on the track sehingga target pariwisata yang ditetapkan. Yakni kontribusi pariwisata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 11 persen, devisa yang dihasilkan sebesar Rp 172 triliun dan penyerapan 11,8 juta tenaga kerja (langsung, tidak langsung, dan ikutan), dan jumlah kunjungan wisman 12 juta dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) 260 juta optimistis akan tercapai.
’’Capaian kinerja pariwisata tahun 2016 ini semakin menguatkan kita untuk meraih target 2017 hingga 2019,” kata Arief Yahya. (inx)