Release Insider | KOLESTEROL tinggi atau yang disebut hiperkolesterolemia merupakan satu kondisi di mana tingkal kolesterol dalam darah melampau kadar normal. Jika terus mengabaikannya, dan tidak segera mengubah pola makan dan gaya hidup, kolesterol tinggi akan dengan cepat ’’menguasai’’ kehidupan Anda.
Ya, kolesterol tinggi sangat patut diwaspadai. Sebab, efeknya cukup mengerikan. Ketika kolesterol berlebihan mengendap pada dinding arteri, maka aliran darah di jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya bisa terhambat.
Dengan kata lain, kolesterol tinggi meningkatkan risiko seseorang terkena penyempitan arteri atau aterosklerosis, penggumpalan darah di bagian-bagian tubuh tertentu, stroke ringan, stroke, dan serangan jantung.
Kadar kolesterol yang tinggi juga dapat menyebabkan rasa sakit di dada bagian depan atau pada lengan (angina) ketika seseorang mengalami stres atau melakukan kegiatan fisik yang berat. Selain itu, kolesterol tinggi bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung koroner.
Segeralah mengubah pola makan, hindari makanan yang mengandung zat-zat yang bisa mengkatrol kolesterol tinggi. Bagi Anda yang merokok, sebaiknya hentikan juga kebiasaan tersebut. Sebab, pada rokok ditemukan sebuah zat kimia yang disebut akrolein.
Zat ini dapat menghentikan aktivitas kolesterol baik atau HDL untuk mengangkut timbunan lemak menuju hati. Akibatnya bisa terjadi penyempitan arteri atau aterosklerosis.
Data WHO pada 2011 melaporkan, diperkirakan sekitar 35 persen penduduk Indonesia memiliki kadar kolesterol lebih tinggi dari batas normal. Itu artinya, sepertiga penduduk Indonesia berisiko tinggi terkena penyakit arteri.
Kelebihan kolesterol bisa terjadi akibat mengonsumsi makanan dengan kandungan kolesterol tinggi atau karena kurang berolahraga.
Selain faktor makanan, kolesterol tinggi juga bisa disebabkan oleh kondisi genetik (keturunan) yang disebut dengan familial hypercholesterolaemia (FH). Kadar kolesterol penderita kondisi ini tetap tinggi meski telah mengonsumsi makanan sehat.
Apa itu kolesterol?
Sebenarnya kolesterol dibutuhkan tubuh untuk membantu membangun sel-sel baru. Dengan demiian, tubuh bisa tetap berfungsi secara normal. Selain itu, kolesterol juga membantu tubuh memproduksi vitamin D, sejumlah hormon, dan asam empedu untuk mencerna lemak.
Di dalam darah, kolesterol dibawa oleh protein. Gabungan keduanya disebut dengan lipoprotein. Dua jenis utama lipoprotein adalah lipoprotein dengan kepadatan rendah (LDL) yang biasa disebut dengan kolesterol jahat, dan lipoprotein dengan kepadatan tinggi (HDL) yang biasa disebut dengan kolesterol baik.
LDL bertugas mengangkut kolesterol dari organ hati ke sel-sel yang membutuhkan. Namun jika jumlah kolesterol tersebut melebihi kebutuhan, maka dapat mengendap pada dinding-dinding arteri dan menyebabkan penyakit. Di lain sisi, HDL, sebagai kebalikan dari LDL, bertugas mengangkut kolesterol kembali ke dalam organ hati. Di dalam hati, kolesterol akan dihancurkan atau dikeluarkan oleh tubuh melalui kotoran.
Kadar kolesterol dalam darah yang disarankan bisa bervariasi, bergantung apakah orang tersebut memiliki risiko lebih tinggi atau lebih rendah untuk terkena penyakit pembuluh arteri? Jumlah kolesterol dalam darah bisa diukur dengan melakukan tes darah.
Anda sebaiknya melakukan pemeriksaan kadar kolesterol dalam darah jika kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi, berpenyakit diabetes, atau memiliki penyakit lainnya yang dapat meningkatkan kadar kolesterol.
Diagnosis kadar kolesterol juga dianjurkan jika seseorang memiliki keluarga dekat yang menderita penyakit akibat kolesterol, atau keluarga dekat yang memiliki riwayat penyakit kardiovaskular pada usia dini.
Bagi mereka yang pernah terdiagnosis memiliki penyakit jantung koroner, stroke ringan, atau penyakit arteri perifer, disarankan melakukan pemeriksaan ini juga.
Cara ’’mengakali’’ kolesterol tinggi
Seperti yang disebutkan di atas, gaya hidup sehat adalah syarat utama untuk ’’mengakali’’ kolesterol tinggi. Mengakali di sini tentu tidak hanya cara menangani kolesterol yang sudah kadung tinggi, melainkan juga mencegahnya supaya tidak balik lagi.
Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang adalah salah satu langkah utama yang bisa dilakukan dalam mencegah atau menurunkan kadar kolesterol tinggi. Kandungan lemak dalam makanan harus rendah.
Cobalah ganti konsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh dengan buah-buahan dan sayur-sayuran, serta biji-bijian utuh semisal roti gandum utuh. Dengan begitu, kadar kolesterol dalam tubuh akan tetap rendah.
Bagi Anda yang suka makan gorengan, sebaiknya batasi secepatnya. Spesialis Gizi Klinis dari Eka Hospital Bumi Serpong Damai (BSD), dr Elia Indrianingsih, Sp.Gk, mengungkapkan, makan gorengan cukup dua potong sehari.
”Selain makanannya sehat, kita juga perlu memperhatikan porsinya. Makan gorengan maksimal dua potong sehari, lemak tidak boleh lebih dari 30 persen berat badan. Batasi garam dan snacking,” kata dr Elia dalam Media Gathering di Eka Hospital BSD, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Terpenting, tambahnya, asupan vitamin mulai dari protein, karbohidrat, hingga serat, haruslah seimbang. ”Termasuk kalori. Kita harus tahu jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Jika berlebih, malah menyebabkan kegemukan,” ujarnya.
Di samping makanan sehat, kata dr Elia, kita juga perlu berolahraga teratur, yakni 150 menit dalam seminggu yang bisa dilakukan selama tiga hari. Jadi, cukup berolahraga 50 menit sehari dengan cara berjalan kaki atau jogging.
Tidur yang cukup dan berkualitas, terang dr Elia, juga sangat penting agar tubuh tetap sehat. ”Tidur minimal enam jam dengan kualitas yang baik tentunya,” ujarnya seraya mengatakan tubuh memenej stres yang sehat pun punya peranan penting dalam membentuk tubuh yang sehat.
Jika Anda sudah melakukan saran-saran di atas namun kadar kolestero tetap tinggi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Siapa tahu, Anda termasuk penderita kolesterol tinggi karena faktor genetik atau penyebab lainnya. (inx)