Kunci Mudik Aman Ada pada Pengemudi

Arus Mudik Lebaran

Menjelang Lebaran, umat muslim yang merantau khususnya pasti akan disibukkan dengan arus mudik. Begitupun sebaliknya, usai Lebaran pun akan melewati arus balik. Tentunya banyak persiapan yang harus dilakukan agar saat mudik maupun balik, kita merasa aman dan nyaman di perjalanan. Mulai dari persiapan diri sampai kendaraan. Karena setiap arus mudik maupun balik identik dengan kepadatan lalu lintas.

Lihat saja, menurut data dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), sejak tahun 2011–2014 jumlah kasus kecelakaan di Indonesia melebihi 100.000 per tahun dengan puncaknya pada tahun 2012 dengan 117 ribuan kecelakaan. Jumlah kematian terbanyak terjadi pada 2011 dengan 31.195 orang. Artinya, setiap hari terdapat 85,5 orang tewas per hari atau setiap jam sekitar 3,6 orang mati dan menyebabkan kerugian materi tertinggi yaitu Rp 298.627 juta.

Syubhan Akib, redaktur Mobil123.com menyatakan keprihatinannya atas angka kecelakaan ini dan merasa harus turut memberi kontribusi untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi.

’’Kami sebagai salah satu stakeholder memiliki kepentingan dalam menciptakan jalan raya yang lebih selamat, aman dan tertib. Seperti kita ketahui bahwa setiap kecelakaan akan menyebabkan kerugian materi yang besar. Jika kecelakaan melibatkan kepala keluarga sehingga dia mengalami cacat tetap atau meninggal bisa menyebabkan pemiskinan di keluarganya,’’ ujar Syubhan Akib di Jakarta, Selasa (7/6).

Syubhan juga memaparkan bahwa perlu tindakan nyata dari setiap pengguna jalan untuk mengurangi tingkat kecelakaan ini. Seperti bagaimana pengguna jalan raya harus bisa mematuhi peraturan yang ada.

Untuk itulah Mobil123.com dan Otospirit.com memberikan beberapa tips kepada para pengemudi Indonesia agar jalan raya menjadi lebih selamat, aman dan tertib, di mana akhirnya mampu mengurangi angka kecelakaan via talk show bertema Safety Driving.

’’Banyak faktor menjadi penyebab kecelakaan dan banyak hal yang harus dibenahi. Namun kali ini, kami menyoroti pengemudi kendaraan bermotor dengan memberikan beberapa tips penting dalam mengemudi seperti patuhilah rambu-rambu lalu-lintas, jangan mabuk atau di bawah pengaruh narkoba, selalu memakai seatbelt, tidak mengoperasikan handphone,’’ ungkapnya.

Sementara Jusri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) menyatakan mengemudi merupakan suatu aktivitas multitasking. Dimana konsentrasi pengemudi harus bersanding dengan aktivitas yang juga harus dijalankan dalam saat bersamaan.

Seperti, seorang pengemudi harus mampu tetap berkonsentrasi, walaupun sedang terlibat dalam suatu perbincangan atau jika harus mencari suatu lokasi. Jusri menyatakan ada dua hal yang perlu dilakukan oleh seorang pengemudi yaitu haruslah fokus dan mengerti.

’’Fokus yang saya maksud adalah pengemudi harus bisa memastikan bahwa segala sesuatu yang terkait dengan perjalanan itu telah dipersiapkan. Baik dari segi kendaraannya ataupun kondisi fisik si pengemudi,’’ papar Jusri.
Jusri pun menekankan bahwa melihat saja tidak linear dengan mengerti.

Kualitas mengerti ini adalah, jika si pengemudi mampu melakukan tindakan yang tidak menyebabkan kecelakaan atau membuat pengemudi lain melakukan kesalahan dan jika si pengemudi mampu melakukan tindakan antisipatif.

’’Pengemudi yang baik adalah yang tidak ngerem mendadak atau menjalankan mobil secara sembrono dan juga bisa mengantisipasi setiap kondisi yang muncul di jalan, misalnya, jika ada orang yang hendak menyeberang, si pengemudi harus mampu memperkirakan kemungkinan orang itu menyeberang dalam kondisi berjalan biasa atau berlari,’’ kata Jusri.

Baik Syubhan maupun Jusri menegaskan, penting bagi pengemudi untuk mengerti kesiapan dirinya dalam menghadapi tekanan yang muncul di jalan raya, sehingga bisa mengurangi tingkat kecelakaan. (aan)