Release Insider | Jakarta, Penyakit influenza termasuk penyakit yang sering dianggap ringan. Padahal influenza ini mudah sekali menular dan menyebabkan komplikasi jika bertemu dengan penyakit kronis lainnya. Terutama pada lansia. Sehingga, sangat penting untuk menghindarkan lansia dari influenza.
Data World Health Organization (WHO) menyebutkan ada sekitar 500.000 kematian akibat influenza di dunia. Dan 70 persen diantaranya dialami oleh lansia.
Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI) Prof. Dr. dr. Siti Setiati, SpPD-KGer, M.Epid menyatakan saat manusia beranjak lanjut usia, kondisinya akan terbagi menjadi tiga spektrum kerentanan.
“Yang pertama itu yang berkondisi sehat. Artinya, orang tersebut menjalani masa tuanya tanpa ada kekhawatiran akan penyakit apa pun. Dan mereka juga tidak mengalami gangguan dalam menjalani hidup sehari-hari,” kata Siti saat edukasi media tentang vaksin influenza di Jakarta, Jumat (5/7/2019).
Kondisi yang kedua adalah prefrail, dimana para lansia akan berada dalam kondisi terkena gejala tapi masih bisa beraktivitas layaknya orang sehat.
“Yang terakhir adalah frail. Yaitu kondisi lansia yang sakit dan tidak bisa menjalankan aktivitas sehari-hari. Bahkan cenderung membutuhkan bantuan orang lain,” urai Siti lebih lanjut.
Kondisi prefrail dan frail ini menurut Siti akan menjadi risiko akan efek influenza yang lebih tinggi, dibandingkan lansia yang dalam kondisi sehat.
“Saat memasuki tahap lansia, seseorang akan mengalami penurunan imunisasi tubuh. Apalagi jika yang bersangkutan memiliki sistem kekebalan yang rendah. Contohnya, para lansia yang berada dalam perawatan kanker ataupun yang mempunyai penyakit kronik, seperti diabetes,” ujarnya.
Dalam kondisi seperti ini, lanjutnya, influenza akan mampu menjadi awal dari komplikasi pada penyakit lainnya. Dan risiko tingkat penyebaran akan meningkat, jika lansia tersebut tinggal dalam komunitas. Misalnya, tinggal di panti wreda.
“Data CDC menyatakan bahwa ada 50-70 persen lansia yang dirawat karena influenza dengan tingkat kematian hingga 85 persen,” kata Siti.
Disebutkan bahwa komplikasi tersering yang muncul akibat influenza adalah infeksi saluran napas, yaitu radang paru, sinus hingga infeksi telinga. Dan studi juga menunjukkan bahwa influenza mampu memperburuk kondisi medis seperti gagal jantung, kongestif, asma, diabetes hingga kematian.
“Pada kasus penderita diabetes, bila terkena influenza akan menyebabkan angka kesakitan dan kematian yang lebih tinggi,” ucap Siti lebih lanjut.
Untuk menghindari paparan influenza pada orang lansia, Siti menyebutkan pentingnya gaya hidup sehat dan melakukan vaksinasi.
“Vaksinasi influenza itu sangat penting dilakukan berkala. Setahun sekali. Jadi kalau mau kasih kado ke orang tua, kasih kado imunisasi aja. Gak mahal kok, hanya sekitar Rp150 ribu, sekali suntik. Setahun sekali lagi,” kata Siti sambil tertawa.
Ia menekankan, harga vaksin itu sangat murah jika dibandingkan biaya yang harus dikeluarkan saat influenza menjadi penyebab komplikasi di tubuh.
“Untuk menyempurnakan efek vaksin ini, para lansia juga harus mengkonsumsi makanan sehat berserat, mengandung kalsium dan vitamin B, menjaga berat badan, aktif berolahraga dan istirahat cukup,” paparnya.
Siti mengharapkan, untuk kedepannya, akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang melakukan vaksinasi influenza.
“Saat ini memang vaksin influenza ini belum menjadi program pemerintah. Tapi kami sedang mengupayakannya. Sehingga akan tercapai cakupan hingga 95 persen, yang akan meningkatkan potensi terhindarnya Indonesia dari pandemi influenza,” pungkas Siti.