Release Insider | PERSIAPAN menjadi orangtua baru sebaiknya dimulai pada awal kehamilan. Dengan demikian, ketika sang buah hati sudah hadir di tengah keluarga, orangtua bisa dengan sigap melakukan perawatan bayi.
Perawatan bayi merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan calon orangtua baru. Bukan semata-semata pada perawatan mandi, tetapi juga mencakup hal lainnya seperti pemijatan tubuh.
Menurut konselor ASI Lisma Meliana, AmKeb, pijatan pada bayi merupakan stimulasi yang efektif untuk pertumbuhannya. Bahkan, dalam suatu studi yang dilaksanakan oleh Field dkk, bayi prematur yang diberi stimulasi pijat menunjukkan kenaikan berat badan per hari 47 persen lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak diberi stimulasi.
’’Selain dapat membantu untuk menaikkan berat badan pada bayi, pijat bayi memiliki banyak manfaat. Antara lain mengusir rasa tidak nyaman saat tumbuh gigi, gangguan pencernaan, stres, melatih respons saraf bayi, meningkatkan kualitas tidur, dan memperkuat sistem kekebalan tubuh,’’ tutur Lisma dalam acara ’’New Parents Class Program’’ yang digelar Philip Avent, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Liana menambahkan, dari segi psikologis, pijat dapat memberikan rasa nyaman dan membuat bayi lebih tenang dan tidak mudah rewel. Pijatan yang dilakukan ibu atau ayah pada bayinya dapat mempererat ikatan batin orangtua dan anak.
’’Orangtua lebih bisa memahami bayinya sehingga mampu memberikan respons cepat terhadap apa saja yang diperlukan si bayi,’’ ujarnya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, spesialis anak RS Bunda Jakarta, dr. Melanie Yudiana Iskandar, SpA, mengatakan dengan pengetahuan yang benar mengenai pemberian ASI, maka tidak ada alasan bagi para orangtua baru untuk tidak berkomitmen memberikan ASI. Setidaknya, enam bulan pertama atau hingga anak usia dua tahun.
’’Selain itu, cobalah bertanya kepada konselor ASI atau tenaga kesehatan profesional. Ini akan sangat membantu keberhasilan ibu untuk menyusui,’’ ujarnya.
Ia menjelaskan, seribu hari pertama kehidupan bayi merupakan periode emas atau masa yang paling sangat berpengaruh pada pertumbuhan mereka. Karena itu, pemberian ASI merupakan bagian penting dalam hal ini yang perlu disadari para orangtua baru.
Berikut adalah fakta seputar menyusui yang mungkin Anda lewatkan:
Hampir 60 persen ibu menyusui berhenti menyusui lebih awal dari yang mereka inginkan.
Ada berbagai alasan, di antaranya kendala dengan perlekatan, yang menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman yang dialami ibu saat menyusui; meyakini bahwa produksi susunya sedikit; sebagian ibu menyusui mengalami masalah kesehatan, atau ada ibu menyusui yang memutuskan untuk kembali bekerja lebih awal.
Volume dan aliran ASI
Volume dan aliran ASI berhubungan erat dengan kondisi kejiwaan dan tingkat stres ibu. Sebuah studi yang dilakukan oleh Philips Avent menunjukkan, para ibu dapat mengalirkan ASI jauh lebih banyak setelah melakukan latihan pernafasan atau mendengarkan musik selama 10-15 menit.
Selain itu menyusui atau memberikan makanan bagi bayi dalam keadaan rileks, di suasana yang homey dapat membantu menciptakan pengalaman menyusui yang baik.
Kembali bekerja
Studi menunjukkan, pada saat ibu menyusui memutuskan untuk kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ia harus dapat mengatasi kendala-kendala yang ada. Mulai dari menghadapi sikap para kolega termasuk juga jam kerja.
Untuk itu, tidak heran apabila hampir 15 persen dari ibu menyusui di Amerika Serikat dan di Inggris berhenti menyusui setelah kembali bekerja.
Privasi dan kenyamanan
Dalam sebuah studi baru-baru ini, menemukan fakta bahwa satu dari sepuluh ibu menyusui berhenti menyusui karena mereka merasa tidak nyaman menyusui di luar rumah. Survei lain juga menunjukkan bahwa lebih dari 30 persen merasa nyaman untuk memompa ASI di ruangan tertutup. (ncy)