Release Insider | PEMERINTAH Republik Indonesia dan Singapura sepakat bekerja sama dalam mempromosikan kapal pesiar (cruise) dan MICE (meeting, incentives, convention, and exhibition). Mewakili Indonesia, Nota Kesepahaman (MoU) ditandatangani Menteri Pariwisata Arief Yahya. Sedangkan dari pihak Singapura, MoU diteken Menteri Perdagangan dan Perindustrian S. Iswaran.
Penandatanganan MoU dilakukan di hadapan Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, di Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, Senin (14/11). Kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan sesuai lingkup kerja sama antara lain pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi.
Proses kelahiran MoU Kerja Sama Pariwisata RI-Singapura tak butuh waktu lama. “Ini adalah MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura,” ungkap Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board, Leong Yue Kheong.
Sejak 2010, Singapura memang menunjukkan minatnya untuk bekerja sama di bidang kapal pesiar. Namun Indonesia masih mengkalkulasi untung ruginya. Baru pada era Presiden Joko Widodo, diputuskanlah bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura harus diprioritaskan.
Hal ini disampaikan Jokowi dalam acara Leaders Retreat di Singapura pada 28 Juli 2015 lalu. Ia mengharapkan, dengan kerja sama promosi ini, turis yang datang ke Singapura dan Indonesia menjadi lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Baca juga: Kapasitas Kursi Turis Asing Ditambah
Menpar Arief Yahya pun segera menindaklanjutinya dengan menetapkan Singapura sebagai hub untuk Pariwisata. Terlebih, mengingat semua penerbangan dunia mampir ke negeri Singa tersebut.
Selain itu, Arief Yahya melihat Singapura bukan hanya sebagai hub transportasi udara internasional dan pintu gerbang pariwisata, tetapi juga menjadi pusat pasar MICE yang sangat potensial. Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana.
Akhirnya, pada pertemuan tingkat menteri perekonomian kedua negara di Singapura, 30 Mei 2016, Indonesia menyetujui MoU kapal pesiar. Akan tetapi, mengusulkan pula perlunya MoU yang mencakup kerja sama pariwisata secara luas.
Tadinya, ada dua MoU yang akan ditandatangani pada Leaders Retreat. Tak disangka, Kemlu Singapura mengusulkan cukup satu MoU yang di dalamnya mencakup pula bidang kapal pesiar.
Indonesia dengan senang hati menyambut usulan tersebut sehingga lahirlah MoU Kerja Sama Pariwisata yang ditandatangani hari ini. Menariknya lagi, MoU ini merupakan satu-satunya MoU yang ditandatangani di hadapan kedua kepala negara dalam pertemuan Leaders Retreat tahun ini.
’’Kerja sama pariwisata memang merupakan salah satu fokus hubungan bilateral Indonesia dengan Singapura,” jelas Michael Goutama, Wakil Ketua Kamar Dagang Indonesia untuk Singapura.
Penyumbang turis terbesar
Faktanya, Singapura adalah negara ranking satu penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia. Pada 2015, tercatat 1.519.430 wisatawan Singapura berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini meningkat 0,01 persen dari periode yang sama pada 2014.
Tahun ini, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan Singapura sebanyak 1.800.000 orang. Destinasi favorit wisatawan Singapura adalah Batam, Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Untuk menggaet lebih banyak wisatawan Singapura, Indonesia – dalam hal ini Kementerian Pariwisata – aktif mengikuti pameran pariwisata di Singapura, antara lain NATAS Travel Fair dan NATAS Holiday Fair, serta pada Mei-Juni 2015, Bandara Changi di Singapura bertemakan pariwisata Indonesia.
Baca juga: Kunjungan Turis Asing di Indonesia Meningkat
Sebaliknya, Singapura merupakan destinasi wisata yang populer bagi orang Indonesia. Bukan rahasia lagi bahwa jumlah terbesar wisatawan yang datang ke Singapura berasal dari Indonesia, yaitu sebesar 2,7 juta orang (STB, 2015). Baru kemudian disusul oleh wisatawan Tiongkok (2,1 juta), Malaysia (1,2 juta), Australia (1,043 juta), dan India (1,013 juta).
Pada 2015, Singapura menarik kunjungan 15,2 juta wisatawan asing. Jumlah wisatawan hampir tiga kali lipat penduduk negara-kota ini. Sedangkan devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata adalah USD17,7 miliar di 2014.
Tak hanya MoU Kerja Sama Pariwisata oleh pejabat tingkatan menteri, dalam rangkaian Leaders Retreat ini juga diluncurkan secara resmi kerja sama Temasek Foundation International – Republic Polytechnic Hospitality and Tourism Capability Development Programme in Indonesia. MoU ini ditandatangani oleh Principal/CEO of the Republic Polytechnic Singapore dengan Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung; Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali; Direktur Akademi Pariwisata Medan; Ketua Politeknik Pariwisata Makassar; di hadapan para menteri kedua negara. (inx)