Tiga Lanud TNI AU Jadi Bandara Komersial, Apa Saja?

Lanud TNI AU
Lapangan Udara (Lanud) TNI AU Wiriadinata, Tasikmalaya, menjadi salah satu pangkalan milik TNI AU yang disulap menjadi bandara komersial. (Foto: IST)

Release Insider | ADA tiga Lanud (lapangan udara) TNI AU yang disulap menjadi bandara komersial. Ketiga Lanud TNI AU tersebut adalah Bandara Wiriadinata Tasikmalaya (Jawa Barat), Bandara Gading di Gunung Kidul Yogyakarta (Jawa Tengah), dan Bandara Wirasaba Purbalingga (Jawa Tengah).

Pengembangan ketiga Lanud TNI AU ini merupakan strategi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam upaya meningkatkan akses pariwisata di tiga daerah tersebut. Budi mengatakan pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan TNI AU.

’’Terutama untuk memulai MoU. Kemenhub sudah berkoordinasi TNI AU terkait penggunaan Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya,’’ kata Budi.

Perlu diketahui, Bandara Wiriadinata berjarak sekitar 6 km dari pusat Kota Tasikmalaya dan berjarak kurang lebih 12 km dari Terminal Tipe A Kota Tasikmalaya. Saat ini, landasan masih 1.200 m x 30 m dan akan diperpanjang hingga 1.800 m. Sedangkan luas apron saat ini adalah 37 m x 37 m, dan luas taxiway adalah 88 m x 25 m.

Di sisi darat, bandara tersebut sudah dilengkapi terminal penumpang, VIP room, tower, dan hanggar namun belum memiliki gedung PKPPK. Kondisi topografi sekitar Bandara Wiriadintaa relatif datar dan kondisi obstacle clear.

Baca juga: Kapasitas Kursi Turis Asing Ditambah

Ada beberapa tower BTS pada kawasan di Bawah Permukaan Horizontal Dalam, tapi sudah ada rekomendasi ketinggian bangunan dari Bandara Wiriadinata. Pada arah runway 33 dengan jarak sekitar 300 m dari threshold runway 33 terdapat jalan akses ke permukiman penduduk. Akses tersebut dapat ditutup apabila akan dilakukan perpanjangan runway.

Menhub juga menjelaskan, pengalihan pengoperasian Bandara Gading sebagai bandara komersial akan dimulai dengan pengembangan sejumlah fasilitas oleh Kemenhub. Di antaranya, pembuatan taxiway, appron, dan landasan pacu, pengadaan rescue car, dan pengembangan fasilitas keamanan seperti pemasangan pagar di lingkungan bandara.

Bandara Gading berada di daerah Gunung Kidul yang memiliki dimensi runway 45 m x 1400 m, taxiway 18 m x 106 m, dan apron 70 m x 110 m. Bandara itu akan dikembangkan untuk penerbangan pribadi maupun pesawat komersial jenis ATR, atau baling-baling.

’’Tentu ini akan mendukung pengembangan potensi pariwisata dan kemaritiman di Gunung Kidul,” kata Menhub.

Sementara itu, Bandara Wirasaba Purbalingga memiliki dimensi runway 850 m x 50 m yang dapat didarati Pesawat Casa 212 atau sejenisnya. Sedangkan dimensi apron Bandara Wirasaba adalah 100 m x 45 m, dan taxiway 30 m x 25 m.

Memudahkan akses transportasi

Dengan akan beroperasinya ketiga Lanud TNI AU ini menjadi bandara yang melayani penerbangan komersial, diharapkan bisa semakin memudahkan akses transportasi dari dan ke daerah-daerah tersebut. Dengan demikian, dapat menarik lebih banyak wisatawan dan para investor. Efek lainnya, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di daerah-daerah tersebut.

’’Akses adalah komponen dari 3A yang vital dalam pengembangan destinasi pariwisata, selain Atraksi dan Amenitas. Akses udara akan membuka potensi wisata di daerah tersebut. Contohnya Bandara Silangit, Danau Toba, Sumatera Utara. Begitu dibuka, kawasan itu semakin hidup dan berkembang,” kata Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya yang memberikan apresiasinya atas aksi pengembangan tiga lanud ini.

Baca juga: Pariwisata Goes Digital

Menurut Menpar, Bandara Silangit saat ini sudah tembus 15 ribu penumpang per bulan, atau 180 ribu orang per tahun, yang tadinya nol. Karena itu, Menpar berharap, hadirnya bandara baru dan diikuti oleh penerbangan komersial yang regular, bisa membuat daerah itu semakin maju.

’’Pariwisata adalah core economy negeri. Pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah, dan murah untuk mendatangkan devisa, menaikkan PDB, dan menyerap tenaga kerja. Karena itu, bersiap-siaplah, destinasi terdekat dari bandara-bandara itu segera dikembangkan, agar atraksinya semakin menarik,” ujarnya menegaskan.

Ketiga Lanud TNI AU yang akan dikembangkan tersebut berada di kawasan yang memiliki potensi pariwisata yang menarik. Salah satu moda transportasi yang dapat dikembangkan adalah penerbangan, karena telah ada fasilitas Lanud TNI AU yang memadai.

Langkah Kemenhub dalam pengalihan Lanud TNI tersebut adalah dengan membuat MOU antara dengan TNI AU dan Pemerintah Daerah. Mereka akan membentuk organisasi (Unit Penyelenggara Bandara/UPBU), setelah memenuhi segala persyaratan keselamatan, keamanan, dan pelayanan seperti penerbitan Sertifikat Bandara (SBU), Airport Security Programme (ASP), Airport Emergency Plan (AEP), dan lain sebagainya. (inx)