Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) harusnya menjadi forum menarik untuk para guru berbagi pengalaman, ilmu dan lainnya. Namun faktanya, di beberapa daerah forum tersebut hanya menjadi wadah berkumpul para guru untuk sekedar ngobrol, makan bareng hingga arisan.
Padahal jika difasilitasi dengan baik dan relevan dengan kebutuhan guru, KKG dan MGMP bisa menjadi forum menarik yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi guru. Misalnya berbagi pengalaman keberhasilan atau menyelesaikan masalah yang ditemui dalam pembelajaran. Dengan begitu, ujung-ujungnya akan berdampak dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
Seperti disampaikan oleh Sekretaris MGMP Bahasa Inggris Banjarnegara, Jawa Tengah Wahyuning Widhiati dan Pengawas Sekolah Dasar yang menjadi fasiliatator dan pendamping KKG di Kecamatan Taman, Sidoarjo, Subagyo pada acara Kopi Darat Diskusi Pendidikan dengan tema ”Apa Kabar Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran?” yang diadakan di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (8/6).
Subagyo dan Wahyuning adalah fasilitator pembelajaran USAID PRIORITAS yang melatih dan mendampingi guru serta kepala sekolah, yang salah satu strateginya memanfaatkan forum KKG/MGMP.
Forum Harus Dimanfaatkan untuk Sharing, Bukan Sekedar Ngobrol
Subagyo menceritakan, sebelumnya KKG di tempatnya lebih sering dijadikan wadah berkumpul guru-guru hanya untuk ngobrol, makan bersama, bahkan melakukan kegiatan arisan. Adanya program USAID PRIORITAS, program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB), dan dukungan kebijakan bupati Sidoarjo yang mengeluarkan Perbup Nomor 38/2013 tentang Pembinaan dan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, membuat dia berinisiatif untuk memberdayakan KKG di daerah dampingannya.
”Perbup Nomor 38/2013 salah satu isinya mewajibkan guru untuk menyisihkan 5% dana tunjangan profesi pendidik (TPP) untuk peningkatan kompetensinya. Hal ini menjadi peluang bagi saya untuk mendorong guru meningkatkan kompetensinya terkait program PKB dengan memanfaatkan USAID PRIORITAS yang kegiatannya secara terjadwal dilaksanakan di KKG,” paparnya.
Dengan inisiatifnya Subagyo melakukan sosialisasi kepada kepala sekolah dan guru tentang, mengidentifikasi pelatihan yang dibutuhkan guru, berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, K3S dan fasilitator daerah (Fasda) USAID PRIORITAS untuk menyusun jadwal kegiatan pelatihan guru secara berkelanjutan di KKG.
”Dampak dilaksanakannya KKG yang optimal antara lain guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, penataan kelas lebih kreatif, hasil karya siswa lebih bervariasi dan dipajangkan,” jelas Subagyo.
Sementara itu Wahyuning mengatakan, pertemuan MGMP kini menjadi sesuatu yang ditunggu, karena selalu ada hal baru yang dilatihkan, implementatif dan sesuai dengan kebutuhan guru. Pertemuan rutin yang dilaksanakan MGMP bahasa Inggris di tempatnya adalah setiap hari Selasa dengan mengangkat tema yang aktual.
”Optimalnya kegiatan dalam MGMP, dampak yang sudah kami rasakan antara lain dalam kancah lomba penulisan karya ilmiah di Kabupaten Banjarnegara, sekarang guru bahasa Inggris juga banyak ambil peran, yang sebelumnya sering dikuasai mapel matematika dan IPA,” ungkapnya.
Bahkan, kata Wahyuning, guru bahasa Inggris bisa menjadi juara 1 lomba penelitian tindakan kelas (PTK) dan guru berprestasi tahun 2016. ”Selain itu, media sosial marak akan posting pembelajaran di kelas sebagai ajang tukar pengalaman guru,” pungkas Wahyuning. (ncy)