Release Insider | BUKU berjudul ’’Without Borders’’ akhirnya diluncurkan. Buku biografi Iwan Sunito, CEO Crown Group, tersebut mengisahkan perjalanan hidupnya dari anak hutan Kalimantan menjadi raja properti di Australia.
Buku ’’Without Borders’’ ditulis oleh sahabatnya, Teguh Sri Pambudi. Terdiri dari 15 bab, buku ini menjadi sebuah kado dari Iwan untuk menginsipirasi masyarakat Indonesia.
Ketika mengundang para awak media dalam acara peluncuran buku tersebut, senyum ramah selalu mengembang di sudut bibirnya.
’’Without Borders menceritakan sebuah kemungkinan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya,sekaligus membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang utama untuk bisa menembus batas,” ujar Iwan Sunito di sela-sela peluncuran bukunya yang berlangsung di The Plaza Jakarta, Jumat (18/11).
Pria berpostur sedang ini menambahkan, buku ’’Without Borders’’ juga menggambarkan perjuangan hidup seorang anak manusia yang berawal dari keterpurukan dan kemudian menjelma menjadi salah satu sosok disegani di industri properti negara Kanguru.
”Banyak hal yang sudah terlupakan namun akhirnya hidup kembali dari tulisan salah satu sahabat saya, Teguh S. Pambudi. Bahkan, saya menyebutnya sebagai kamus berjalan untuk hidup saya,” ungkap Iwan.
Buku ”Without Borders” terdiri dari 15 bab yang di bagi menjadi beberapa fase perjalanan hidup. Buku ini akan tersedia di semua gerai buku terkemuka di Indonesia mulai Desember 2016, serta bisa didapatkan secara daring di Scoop dan Amazone.
’’Adalah sebuah pengalaman yang luar biasa, bahkan di luar ekspektasi saya ketika kami memulai proses penulisan kisah hidup saya dari awal. Seperti mengalami sebuah flash back atas semua peristiwa yang pernah terjadi dalam kehidupan saya,” kata Iwan yang juga pemenang penghargaan Australian Property Person of The Year 2015 ini.
Menurut Iwan Sunito, banyak hal yang sudah terlupakan namun akhirnya hidup kembali dari tulisan Teguh Sri Pambudi, yang hampir dua dekade bekerja sebagai wartawan Majalah Swa.
Dari rancangan awal kisah yang akan ditulis, sesi wawancara dengan banyak narasumber di sejumlah tempat, mulai dari Jakarta, Surabaya, Pangkalan Bun, hingga di Sydney, riset-riset sekunder, hingga penentuan judul serta gambar muka, semuanya dilakukan secara detail melalui sesi diskusi yang intens dan berulang-ulang.
’’Iwan Sunito adalah bukti bahwa paduan ketajaman intuitif, keluasan imajinasi, dan kegigihan dalam roda kehidupan adalah sebuah formula yang tepat dalam mencapai sebuah tujuan,” ungkap Teguh.
Buku ini, kata Teguh, menjadi kompas baru untuk memahami makna dari kehidupan itu sendiri dan mendorong pemahaman bahwa kehidupan bukanlah sekadar kehidupan, namun bagian dari sesuatu yang lebih luas.
Presiden Direktur Gramedia Wandi S. Brata, mengungkapkan, ini adalah sebuah buku perjalanan hidup salah satu figur pendobrak kemapanan di Australia secara lebih lengkap dan komprehensif. Kisah seorang anak Indonesia yang berhasil menunjukkan bahwa dia mampu berprestasi tinggi di negeri orang.
’’Semoga buku ini dapat menjadi inspirasi, khususnya bagi anak-anak muda. Iwan Sunito adalah contoh bagaimana mendobrak segala keterbatasan diri,” kata Wandi.
Sejarah ringkas
Iwan Sunito lahir di Surabaya, Jawa Timur. Iwan menghabiskan masa kecilnya di kota kecil Pangkalan Bun, Kalimantan, yang dikenal juga sebagai Borneo, sebelum pindah ke Australia sebagai remaja. Iwan menyelesaikan Sarjana Arsitektur dengan Honours dan Master of Manajemen Konstruksi di UNSW dan pada 1994 dan mulai perusahaan arsitektur sendiri.
Pada 1996, Iwan membentuk Crown Group dengan mitra bisnis Paul Sathio. Dalam tahun-tahun berikutnya Crown Group menyelesaikan serangkaian proyek sukses, bahkan mampu melewati badai krisis keuangan global pada 2008.
Iwan Sunito juga terlibat secara aktif dalam penggalangan dana untuk Rumah Sakit Sydney Anak, John Yayasan Fawcett Eye di Bali, dan panti asuhan di Indonesia. Saat ini, Iwan Sunito bersama istri dan tiga anaknya tinggal di Sydney. (aan)