Kepulauan Seribu Fokus Tingkatkan Aset dan Perbaikan Infrastruktur

Kepulauan Seribu
Dermaga di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu. (Foto: IST)

Release Insider | ADA tiga fokus yang menjadi target Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Yakni, peningkatan aset, perbaikan infrastruktur, dan meningkatkan kesejahteraan usaha mikro kecil menengah.

Demikian disampaikan Bupati Kepulauan Seribu Budi Utomo saat memberikan paparannya pada acara Forum Group Discussion (FGD) dengan para jurnalis di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat-Sabtu (12-13/5).

’’Sebagai salah destinasi prioritas pariwisata, Kepulauan Seribu menargetkan tahun 2018 fokus dalam tiga hal tersebyt,” kata Budi Utomo.

Ia menambahkan, Pulau Seribu akan terus meningkatkan asetnya dari Rp970 miliar pada 2016 menjadi Rp5-7 triliun pada 2018. Caranya dengan memakai aset-aset yang ada pulau-pulau kosong serta tidak memperbolehkan individu atau perorangan menguasai pulau.

’’Semua pulau yang ada di Kepulauan Seribu tidak dijual secara perorangan, semua milik pemda, namun pengelolaannya bisa disewakan ke swasta dengan jangka waktu 20-30 tahun,’’ ujarnya menegaskan.

Sedangkan untuk perbaikan infrastruktur, pemerintah daerah akan melakukan pembangunan dan penataan homestay yang sesuai dengan standar yang diinginkan oleh wisatawan. Bahkan, untuk pembangunan homestay ini, Pemda Kepulauan Seribu telah bekerja sama dengan beberapa universitas terkait desain bangunan di atas laut yang nyaman dan aman.

Baca juga: Olahraga Selam Bikin Deg Degan Tapi Menyenangkan

’’Saat ini di Pulau Seribu ada sekitar 200-300 homestay, namun perlu kita benahi agar sesuai dengan standar yang diinginkan oleh wisatawan,” ucapnya.

Sementara fokus yang lainnya, menurut Budi, adalah UMKM dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk peningkatan UMKM ini, pemda akan mendorong kesiapan masyarakat dalam mengubah mindset. Yakni, Pulau Seribu menjadi daerah tujuan nasional dan internasional, sehingga perlu dikembangkan UMKM terutama di bidang kerajinan.

’’ Karena ini sangat berdampak langsung kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat,’’ ujarnya.

Untuk target penerimaan pariwisata di kepulauan Seribu, Budi mengatakan, hingga saat ini belum menetapkannya. Sebab, semua pendapatan dari sektor pariwisata dikhususkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Budi juga menerangkan, pada 2015 lalu anggaran pendapatan Kepulauan Seribu mencapai Rp7 miliar dan meningkat menjadi Rp24 miliar pada 2016.

Umumnya wisatawan asing yang datang ke Pulau Seribu, kata Budi, berasal dari Singapura, Malaysia, Australia, China, Kanada, dan Amerika Serikat. Biasanya mereka tinggal di Pulau Seribu sekitar 3-4 hari.

’’Makanya perlu dikembangkan homestay yang nyaman. Paling banyak mereka datang ke Pulau Macan yakni sekitar 90 persen,’’ ujarnya lagi.

Diving jadi unggulan

Ketika ditanya tentang destinasi unggulan di Pulau Seribu, Budi mengatakan, pihaknya mengandalkan wisata laut seperti diving atau menyelam, snorkeling, dan pantai. Khusus untuk diving, saat ini ada 50 titik area penyelaman di Pulau Seribu.

Baca juga: Target Pariwisata Perlu Digempur Konektivitas Udara, Laut, dan Darat

’’Pemandangannya tidak kalah bagus dengan alam bawah laut yang ada di Wakatobi maupun Raja Ampat,’’ kata Budi seraya tersenyum.

Dari 50 titik selam yang ada di Kepulauan Seribu, lanjut Budi, 10 titik yang direkomendasi ada di Pulau Pramuka. Di pulau ini ada spot kapal karam, fishdom atau rumah ikan, bahkan miniatur Monas.

Hanya saja, Budi menyayangkan masalah sampah yang belum juga terselesaikan. Laut Pulau Seribu, kata Budi, memiliki 13 aliran sungai yang berasal dari Jabotabek, dan hampir semuanya mengirim sampah.

’’Kita perlu mengedukasi masyarakat agar tidak buang sampah ke sungai dan akhirnya masuk ke laut. Ini yang membuat pulau Seribu banyak sampah karena ada 13 aliran sungai berhubungan dengan laut. Kalau sampahnya masuk ke laut maka akan mengganggu diving dan mengganggu ekosistem laut,” tuturnya. (inx)